Selasa, 07 Juli 2009

Metode Pembelajaran Efektif





Dikutip oleh Wido Aji Wibowo, S.Kom


Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenakngkan dan tidak membosankan. Di bawah ini adalah beberapa metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa kita persiapkan.Metode DebatMetode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.Metode Role PlayingMetode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.2. Berpikir dan bertindak kreatif.3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.Pembelajaran Berdasarkan MasalahProblem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.Langkah-langkah:1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.Kelebihan:1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.Kekurangan:1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode iniCooperative ScriptSkrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.Langkah-langkah:1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.6. Kesimpulan guru.7. Penutup.Kelebihan:• Melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan.• Setiap siswa mendapat peran.• Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.Kekurangan:• Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu• Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).Picture and PicturePicture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis.Langkah-langkah:1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.2. Menyajikan materi sebagai pengantar.3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.5. Guru menanyakan alas an/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.7. Kesimpulan/rangkuman.Kebaikan:1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.2. Melatih berpikir logis dan sistematis.Kekurangan:Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.Numbered Heads TogetherNumbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.Langkah-langkah:1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.6. Kesimpulan.Kelebihan:• Setiap siswa menjadi siap semua.• Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.• Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.Kelemahan:• Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.• Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guruMetode Investigasi Kelompok (Group Investigation)Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:a. Seleksi topikParasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.b. Merencanakan kerjasamaParasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.c. ImplementasiParasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.d. Analisis dan sintesisParasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.e. Penyajian hasil akhirSemua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.f. EvaluasiGuru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.Metode JigsawPada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.Metode Team Games Tournament (TGT)Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.Ada5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:1. Penyajian kelasPada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.2. Kelompok (team)Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.3. GameGame terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.4. TurnamenBiasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.5. Team recognize (penghargaan kelompok)Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40________________________________________Model Student Teams – Achievement Divisions (STAD)Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.Langkah-langkah:1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).2. Guru menyajikan pelajaran.3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.5. Memberi evaluasi.6. Penutup.Kelebihan:1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.2. Melatih kerjasama dengan baik.Kekurangan:1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.2. Membedakan siswa.Model Examples Non ExamplesExamples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD.Langkah-langkah:1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar.4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.7. KKesimpulan.Kebaikan:1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.Kekurangan:1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.2. Memakan waktu yang lama.Model Lesson StudyLesson Study adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:a. Perencanaan.b. Praktek mengajar.c. Observasi.d. Refleksi/kritikan terhadap pembelajaran.2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.3. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:- Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.- Dapat dilaksanakan antar/lintas sekolah.
READ MORE - Metode Pembelajaran Efektif

Senin, 29 Juni 2009

Kami Tak Tahu, Salah Kami Apa?



Kami Tak Tahu, Salah Kami Apa?

KOMPAS.com - Ujian nasional ulang yang penuh ketidakpastian menimbulkan kecemasan buat para siswa SMAN 2 Ngawi, Jawa Timur, yang berjumlah 315 siswa. Kecemasan serupa dialami ribuan siswa yang tersebar di 33 SMA/MA yang ada di delapan provinsi.
”Kami tidak tahu, salah kami apa sehingga harus mengikuti ujian nasional ulangan? Kami tidak nyontek, tidak juga berbuat curang,” kata Eki Okta Frianto, murid kelas III IPS 3 SMAN 2 Ngawi.
”Kami bisa mengerjakan soal dengan baik dan jujur. Mengapa harus diulang,” kata Fenita, murid kelas III IPA 4 SMAN 2 Ngawi, yang termasuk langganan juara di kelasnya. SMAN 2 Ngawi merupakan SMA favorit dan kebanggaan di Jawa Timur. Banyak lulusannya yang diterima di perguruan tinggi negeri melalui jalur penelusuran minat dan kemampuan (PMDK).
Bupati Ngawi Harsono mengatakan, dalam perbincangannya melalui telepon dengan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Mungin Eddy Wibowo, dinyatakan ujian nasional ulang di SMAN 2 Ngawi bukan karena murid curang, tetapi ada permasalahan dalam sistem pemindai jawaban siswa.
”Lembar jawaban komputer murid tidak bisa dipindai secara sempurna oleh mesin pemindai,” kata Harsono.
Namun, persoalan ini tidak pernah disampaikan secara resmi kepada siswa. Akhirnya kabar yang beredar, siswa-siswa sekolah tersebut berbuat curang. Tak heran jika kemudian DPR menolak ujian nasional ulang bagi siswa atau sekolah yang secara sistematis melakukan kecurangan.
Tinggallah kini siswa-siswa SMA yang berada di ambang kelulusan dilanda kebimbangan. Mereka cemas, khawatir, dan berbagai dampak psikis lain menghantui para siswa. Perasaan serupa dialami siswa-siswa SMAN 5 Kendari, Sulawesi Tenggara, dan SMA Pasundan 2 Cimahi, Jawa Barat, yang masuk daftar sekolah yang akan melakukan ujian nasional ulang.
”Secara psikologis, kami tidak siap mengikuti ujian nasional ulang. Semangat kami sudah drop. Rencana kami masuk perguruan tinggi juga menjadi tidak pasti,” ujar Muhammad Husain (17), siswa SMAN 5 Kendari.
Untuk menghilangkan rasa gundah di kalangan siswa, Kamis (4/6) malam, para siswa menggelar doa bersama di Masjid Ittifaaqul Jama’ah dipimpin oleh Ustaz Ba’asyir.
Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Suyanto mengatakan, prosedur operasi standar (POS) ujian nasional pada dasarnya tidak mengenal ujian ulang. ”Hanya ada ujian susulan untuk anak-anak yang sakit atau berhalangan,” ujarnya.
Menurut Suyanto, persoalannya, kasus di 33 SMA/MA tersebut masih belum jelas kasus per kasus, apakah merupakan kecurangan atau ketidaksesuaian dengan POS.
Pakar pendidikan Yogyakarta, Wuryadi, mengatakan, apa pun penyebab kejadian tersebut, murid merupakan pihak yang paling dirugikan. ”Mereka bisa jadi korban kesalahan prosedur,” tuturnya.
Menurut Wuryadi, pengusutan harus dilakukan dengan melibatkan lembaga publik di luar BSNP untuk menjamin pengusutan yang proporsional. (APA/IRE/INE/JON/ELD/ANG)Sumber : Kompas Cetak
READ MORE - Kami Tak Tahu, Salah Kami Apa?

Teladan Bangsa yang Terpinggirkan


Laporan wartawan KOMPAS Yulvianus Harjono

TELADAN BAGAIMANA NASIBMU MASA DEPAN

JAKARTA, KOMPAS.com — Di depan kelas kau berusaha tersenyum manis/Namun, di dalam hati kau menangis Aku tak punya apa-apa anakku/Selain buku dan sedikit ilmu Jika kalian libur dan datang ke rumahku, jangan takut anakku. Genteng yang bocor itu/Gelas yang tak berisi air itu/Piring yang tak berisi nasi Kalian akan bercerita tentang aku/Tentang potret kehidupanku sebagai guru.
Penggalan puisi ini adalah ungkapan hati Atrianil (46), salah seorang guru honorer yang bertugas di tiga sekolah berbeda di Jakarta dan Tangerang, Banten. Puisi ini pernah dibaca Ruminah (36), guru honorer lainnya, dan membuat matanya sembab. Isi puisi ini mewakili perasaannya pula.Puisi-puisi itu adalah jeritan hati, keluh kesahnya. Ketika tidak tahu harus ke mana lagi mengadu, ia pun memilih menulis.

”Menjadi kritis adalah hal yang tabu bagi seorang guru honorer murni. Kalau sudah tidak disukai karena banyak ngomong, ya bahaya. Pemberhentian sepihak, tanpa ada surat peringatan, jadi hal biasa,” ucap guru Akuntansi di Jakarta ini.

Guru honorer di sekolah swasta seperti dirinya menempati strata terendah dalam struktur tenaga kependidikan saat ini. Mereka bekerja dengan hitungan per jam, layaknya buruh kasar. Tidak ada jaminan hari tua dan jaminan kesehatan.Dalam seminggu, ia mengajar 63 jam di tiga sekolah berbeda, melampaui batas yang diatur undang-undang, 24 jam per minggu. Honornya? Total Rp 900.000 per bulan dari tiga SMK kelas bawah.

Sebelum umur 40, guru yang tinggal di Cipondoh, Tangerang, ini mengajar hingga 80 jam per minggu. Ia pun sanggup mengajar hingga malam hari.
"Sekarang sudah dikurangi. Tidak dibolehkan sama anak-anak,” ucap guru yang biasa disapa Atri ini.Ia hidup sehemat mungkin. Pernah suatu ketika, karena nekat berangkat mengajar meskipun sedang sakit, ia jatuh terpeleset di jalan dan pelipisnya luka. Karena tidak punya uang, ia terpaksa menutup lukanya dengan oli yang diberikan sopir bus untuk menghentikan pendarahan.
Kini, lebih dari 23 tahun mengajar—20 tahun merantau di Jakarta—tidak ada perubahan nasib yang dialaminya. Anak tertuanya sudah dua tahun menganggur seusai lulus SMA, sengaja tidak ikut ujian seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN).
”Takut sakit hati. Kalau diterima, tetapi tidak bisa bayar kuliah,” ucapnya mengutip pernyataan putranya, Yoka Perdana Putra.

Untuk biaya SPP putra keduanya, Rp 250.000 per bulan, ia sudah kerepotan. Guna menutupi berbagai kebutuhan hidup, ia mengaku masih mendapat kiriman uang bantuan dari keluarga.Garuda PancasilaCerita-cerita ini dituangkannya dalam cerpen berjudul ”Ketegaran yang Dipaksakan”. Di matanya, profesi guru terkotak-kotak.

”Tidak seperti semboyan burung Garuda Pancasila. Satu profesi, tetapi kami, kan, berbeda-beda nasib dan perjuangannya,” ujar guru yang tengah mengikuti sertifikasi guru melalui portofolio ini sebagai upaya perbaikan nasibnya.

Perasaan terdiskriminasi secara sistemik juga dirasakan Ali Imran (45), guru bantu yang tinggal di Kalimalang, Jakarta Timur. Dia sangat berharap bisa menjadi guru pegawai negeri sipil di DKI Jakarta yang penghasilan sebulannya bisa di atas Rp 5 juta.

”Namun yang diprioritaskan guru PTT (pegawai tidak tetap). Mudah-mudahan kami berikutnya,” ucapnya.

Gali lubang tutup lubang. Itulah semboyan hidupnya. Hampir setiap bulan ia berutang. Honornya mengajar Rp 710.000 per bulan. Ditambah tunjangan jabatan sebagai wakil kepala sekolah, ia membawa pulang Rp 1,3 juta. Ia menanggung hidup lima orang di keluarganya.Tukang OjekNasib Guru Bantu Daerah Terpencil (GBDT) tidak jauh berbeda. Iwan Nugraha (27), GBDT asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, terpaksa menyambi sebagai tukang ojek.

”Untuk menambah-nambah uang transpor. Sekalian berangkat mengajar, dapat tumpangan,” ujar guru yang tiap hari bolak-balik Indramayu-Cirebon untuk mengajar ini.Ada lagi GBDT yang merangkap menjadi tukang cukur, penjual bubur ayam, hingga juru masak. Dengan penghasilan Rp 750.000 per bulan, bertugas di daerah terpencil, sulit untuk menyalahkan mereka kenapa harus bekerja sambilan.

Ketua Forum Guru Honorer Indonesia Supriyono mengungkapkan, perlu aturan tegas soal perlindungan kesejahteraan guru-guru honorer. Salah satunya memberlakukan upah minimum pendidik.

”Sekolah punya gedung mewah, tetapi gurunya tidak ada, ya tidak bisa belajar. Tetapi meski tempatnya di kuburan, asalkan ada guru, proses belajar bisa tercipta,” ungkap guru di Jakarta ini.

Ketua Umum Federasi Guru Independen Indonesia Suparman mengatakan, nasib guru-guru honorer tidak lebih baik daripada buruh. Para guru honorer kini menaruh harapan pada Rancangan PP tentang Guru Non-PNS yang tengah disusun pemerintah. Disebut-sebut bakal ada pengaturan tentang upah minimum guru. Jumlah guru honorer kini 922.308 orang dan tersebar di sejumlah daerah.Sumber : KOMPAS
READ MORE - Teladan Bangsa yang Terpinggirkan

Kamis, 25 Juni 2009

Karakter Pendidik teladan!!!


Bila semua pendidik tidak bisa menjadi teladan…Lalu pada siapa kita berguru tentang kearifan dan ketulusan?
Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Aku hanya diutus sebagai seorang pendidik.” Dalam hadis lain, beliau bersabda, “Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” Sabda Nabi ini membuktikan bahwa Islam mengapresiasi siapa pun yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Rasulullah Saw. pun mempertegas apresiasinya itu dengan sabdanya yang lain, “Yang terbaik di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.” Dalam hadis lain, beliau juga bersabda, “Yang terbaik di antara kalian adalah orang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya.” Dua hadis ini semakin menegaskan kepada kita bahwa profesi sebagai pendidik itu amat luhur.
Enam etika seorang pendidik:1. Mengajarkan dan mempraktikkan etika Islam.2. Menghiasi wajahnya dengan senyum.3. Menggunakan kata-kata yang baik dan bijak.4. Memperingatkan anak didiknya yang melakukan kesalahan.5. Menjawab pertanyaan anak didiknya.6. Menjaga kebersihan diri dan pakaiannya.
Untuk itu, seorang pendidik harus menyadari betul keagungan profesinya. Ia harus menghiasi dirinya dengan akhlak mulia dan menjauhi semua akhlak yang tidak terpuji. Ia tidak boleh kikir dalam menyampaikan pengetahuannya dan menganggap remeh semua aral yang merintangi tercapainya target misinya. Sikap seperti ini akan mampu mendorong seorang pendidik untuk melakukan hal-hal besar dalam menjalani profesinya demi mendapatkan hasil yang maksimal.Membersihkan diri, menyucikan hati, dan menjauhi hal-hal yang belum legal merupakan hal penting. Ini merupakan dasar dalam mendidik peserta didik, yang terkait dengan teladan yang harus ditunjukkan seorang pendidik pada peserta didiknya. Dengan cara itu, secara tidak langsung dia telah menanamkan etika luhur dan nilai-nilai tinggi pada anak didiknya. Bagi peserta didik, seorang pendidik merupakan contoh ideal dan teladan yang bisa mengarahkan semua masalah dalam kehidupannya baik berbentuk ucapan maupun tindakan. Teladan juga penting dan paling efektif untuk menyiapkan etika dan mencetak kepribadian seorang peserta didik.
Syarat-syarat menjadi pendidik sukses:1. Menguasai bidang pelajaran yang diasuh.2. Menjadi teladan dalam perkataan dan perbuatan.3. Mampu mengamalkan apa-apa yang diajarkan.4. Berperan sebagai pelanjut perjuaran para nabi.5. Memiliki keluhuran akhlak dan tingkat pendidikan.6. Saling membantu dengan sesama pendidik.7. Mengakui suatu kebenaran sebagai hal yang utama.8. Senantiasa berlaku jujur dalam bertutur.9. Menghiasai diri dengan sifat sabar dalam setiap hal.- Muhammad Jameel Zeeno -
Kata “pendidik” itu meliputi semua orang yang memberi pendidikan, seperti guru, ustad, kyai, pengajar, dan orangtua. Seorang pendidik adalah teladan bagi generasi di zamannya. Ia memegang peranan penting dalam perkembangan suatu masyarakat. Oleh karenanya, jika ia dapat melaksanakan kewajibanya dalam mengajar, ikhlas dalam melaksanakan tugas, dan mengarahkan anak didiknya kepada pendidikan agama serta perilaku yang baik, maka ia akan mendapat keberuntungan baik di dunia maupun di akhirat.
Pesan dan anjuran paling mendasar bagi pendidik sukses:1. Menjauhi kemusrikan.2. Menghormati orangtua.3. Mendirikan salat.4. Beramar makruf nahi munkar.5. Menghindari sombong dan angkuh.6. Berjalan dan bersuara secara wajar.- disarikan dari nasihat Luqman Al-Hakim pada anaknya -
Rasulullah Saw. suatu waktu berkata pada kemenakannya, Ali r.a., “Demi Allah, seseorang yang memperoleh petunjuk dari Allah Swt. karena ajakanmu, niscaya hal itu lebih baik dari unta yang berwarna merah,” (HR Al-Bukhari dan Muslim). Rasulullah menyebut unta merah, karena unta merah adalah unta yang bagus kala itu. Pada zaman sekarang, nilai kebanggannya sepadan dengan mobil mewah. Rasulullah Saw. juga pernah bersabda, “Seseorang yang mengajarkan kebaikan akan dimintakan ampun oleh segala sesuatu hingga ikan-ikan yang ada di lautan,” (HR At-Thabarani dan perawi yang lain).
Berdirilah untuk gurumu dan penuhilah hak penghormatannyaSeorang guru itu hampir saja menjadi seorang rasul- syair anonim -
Sebaliknya, jika ia melalaikan tanggung jawabnya, mengarahkan anak didiknya kepada hal yang menyimpang, dan memiliki pondasi akhlak yang rapuh, maka celakalah anak didiknya. Selain anak didiknya, ia juga sebetulnya telah celaka. Ia menanggung dosa dan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah kelak. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah Saw., “Masing-masing kalian adalah pemimpin. Kalian pasti akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang kalian pimpin,” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Seorang guru yang memenuhi kualifikasi adalah guru yang ikhlas dalam menjalankan aktivitasnya dan mengikuti aturan islami dalam mendidik dan mengajar.- Muhammad Jameel Zeeno -
Seorang guru adalah pemimpin di sekolah yang menjadi tempat mengabdikan ilmunya. Ia bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada anak didiknya. Oleh karenanya, sebelum menjadi seorang guru, Anda harus terlebih dulu memperbaiki diri. Perbaiki sikap Anda terhadap anak-anak Anda di rumah, baru praktikkan hal itu di sekolah. Jauhi sikap buruk baik pada anak Anda sendiri maupun pada anak didik Anda. Sikap yang baik dari seorang pendidik tentu akan sangat bermanfaat pada pendidikan mereka.
Seorang pendidik berkewajiban untuk menasihatkan hal-hal yang bermanfaat bagi masa depan anak didiknya.
Seorang kyai atau ustad juga pemimpin bagi jamaah dan santrinya. Sayang, orientasi tokoh agama seperti kyai dan ustad kini sudah berubah. Ada yang tertarik ke bisnis, ke politik, bahkan ke perdukunan sehingga tugas utamanya menjadi terabaikan. Ada juga yang sibuk manggung di sana-sini sehingga tugas awalnya sebagai penyampai ajaran agama pun sering kali dinomorsekiankan.
Anakku, aku akan mengajarkan beberapa hal berikut: (1) jagalah Allah, maka Dia akan menjagamu; (2) jagalah Allah, maka kamu akan mendapati Allah ada di hadapanmu; (3) jika kamu meminta, maka memintalah kepada Allah. Begitu pula jika kamu meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan pada Allah; (4) ketahuilah, andai seluruh umat manusia bersepakat untuk membantumu, mereka tidak akan dapat membantumu kecuali bila apa yang mereka bantu itu telah ditetapkan oleh Allah. Sebaliknya, andai mereka bersepakat untuk tidak membantumu, maka mereka tetap tidak akan dapat mencelakaimu kecuali atas kehendak Allah. Kala itulah pena pencatat amal tidak dipergunakan lagi dan buku catatan amal juga telah mengering dari tinda pena.- nasihat Nabi Muhammad Saw. pada Ibnu Abbas -
Allah Swt. sendiri menjamin derajat orang yang berilmu, seperti seorang pendidik, yang pasti terangkat. Allah Swt. berfirman, “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (QS Al-Mujadilah [58]: 11). Mengapa? Karena menjadi pendidik adalah menjadi nurani masyarakat. Suatu masyarakat yang memiliki pendidik yang mampu menjadi teladan positif, pastilah masyarakat itu menjadi masyakat yang ideal. Begitupun sebaliknya.[ cahaya-islam.com]
READ MORE - Karakter Pendidik teladan!!!

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK!


KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK!

Sebagai seorang guru, sangat perlu memahami perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta didik tersebut meliputi: perkembangan fisik, perkembangan sosioemosional, dan bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan perkembangan sosio sosial mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau perkembangan mental atau perkembangan kognitif siswa.
Pemahaman terhadap perkembangan peserta didik di atas, sangat diperlukan untuk merancang pembelajaran yang kondusif yang akan dilaksanakan. Rancangan pembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan.
1. Perkembangan Fisik Anak/SiswaAnak masuk kelas satu SD atau MI berada dalam periode peralihan dari pertumbuhan cepat masa anak anak awal ke suatu fase perkembangan yang lebih lambat. Ukuran tubuh anak relatif kecil perubahannya selama tahun tahun di SD. Pada usia 9 tahun tinggi dan berat badan anak laki laki dan perempuan kurang lebih sama. Sebelum usia 9 tahun anak perempuan relatif sedikit lebih pendek dan lebih langsing dari anak laki laki.
Pada akhir kelas empat, pada umumnya anak perempuan mulai mengalami masa lonjakan pertumbuhan. Lengan dan kaki mulai tumbuh cepat. Pada akhir kelas lima, umumnya anak perempuan lebih tinggi, lebih berat dan lebih kuat daripada anak laki laki. Anak laki laki memulai lonjakan pertumbuhan pada usia sekitar 11 tahun. Menjelang awal kelas enam, kebanyakan anak perempuan mendekati puncak tertinggi pertumbuhan mereka. Periode pubertas yang ditandai dengan menstruasi umumnya dimulai pada usia 12 13 tahun. Anak laki laki memasuki masa pubertas dengan ejakulasi yang terjadi antara usia 13 16 tahun.
Perkembangan fisik selama remaja dimulai dari masa pubertas. Pada masa ini terjadi perubahan fisiologis yang mengubah manusia yang belum mampu bereproduksi menjadi mampu bereproduksi. Hampir setiap organ atau sistem tubuh dipengaruhi oleh perubahan perubahan ini. Anak pubertas awal (prepubertal) dan remaja pubertas akhir (postpubertal) berbeda dalam tampakan luar karena perubahan perubahan dalam tinggi proporsi badan serta perkembangan ciri ciri seks primer dan sekunder.
Meskipun urutan kejadian pubertas itu umumnya sama untuk tiap orang, waktu terjadinya dan kecepatan berlangsungnya kejadian itu bervariasi. Rata rata anak perempuan memulai perubahan pubertas 1,5 hingga 2 tahun lebih cepat dari anak laki laki. Kecepatan perubahan itu juga bervariasi, ada yang perlu waktu 1,5 hingga 2 tahun untuk mencapai kematangan reproduksi, tetapi ada yang memerlukan waktu 6 tahun. Dengan adanya perbedaan perbedaan ini ada anak yang telah matang sebelum anak matang yang sama usianya mulai mengalami pubertas.
2. Perkembangan Sosio emosional Anak/SiswaMenjelang masuk SD, anak telah rnengembangkan keterampilan berpikir bertindak dan pengaruh sosial yang lebih kompleks. Sampai dengan masa ini, anak pada dasarnya egosentris (berpusat pada diri sendiri), dan dunia mereka adalah rumah keluarga, dan taman kanak kanaknya.
Selama duduk di kelas kecil SD, anak mulai percaya diri tetapi juga sering rendah diri. Pada tahap ini mereka mulai mencoba membuktikan bahwa mereka “dewasa”. Mereka merasa “saya dapat mengerjakan sendiri tugas itu, karenanya tahap ini disebut tahap ‘I can do it my self’. Mereka dimungkinkan untuk diberikan suatu tugas.
Daya konsentrasi anak tumbuh pada kelas kelas tinggi SD. Mereka dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk tugas tugas pilihan mereka, dan seringkali mereka dengan senang hati menyelesaikannya. Tahap ini juga termasuk tumbuhnya tindakan mandiri, kerjasama dengan kelompok, dan bertindak menurut cara cara yang dapat diterima lingkungan mereka. Mereka juga mulai peduli pada permainan yang jujur. Selama masa ini mereka juga mulai menilai diri mereka sendiri dengan membandingkannya dengan orang lain. Anak anak yang lebih muda menggunakan perbandingan sosial (social comparison) terutama untuk norma norma sosial dan kesesuaian jenis jenis tingkah laku tertentu. Pada saat anak anak tumbuh semakin lanjut, mereka cenderung menggunakan perbandingan sosial untuk mengevaluasi dan menilai kemampuan kemampuan mereka sendiri.
Sebagai akibat dari perubahan struktur fisik dan kognitif mereka, anak pada kelas besar di SD berupaya untuk tampak lebih dewasa. Mereka ingin diperlakukan sebagai orang dewasa.Terjadi perubahan perubahan yang berarti dalam kehidupan sosial dan emosional mereka. Di kelas besar SD anak laki laki dan perempuan menganggap keikutsertaan dalam kelompok menumbuhkan perasaan bahwa dirinya berharga. Tidak diterima dalam kelompok dapat membawa pada masalah emosional yang serius Teman teman mereka menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Kebutuhan untuk diterima oleh teman sebaya sangat tinggi. Remaja sering berpakaian serupa. Mereka menyatakan kesetiakawanan mereka dengan anggota kelompok teman sebaya melalui pakaian atau perilaku.
Hubungan antara anak dan guru juga seringkali berubah. Pada saat di SD kelas rendah, anak dengan mudah menerima dan bergantung kepada guru. Di awal awal tahun kelas tinggi SD hubungan ini menjadi lebih kompleks. Ada siswa yang menceritakan informasi pribadi kepada guru, tetapi tidak mereka ceritakan kepada orang tua mereka. Beberapa anak pra remaja memilih guru mereka sebagai model. Sementara itu, ada beberapa anak membantah guru dengan cara cara yang tidak mereka bayangkan beberapa tahun sebelumnya. Malahan, beberapa anak mungkin secara terbuka menentang gurunya.
Salah satu tanda mulai munculnya perkembangan identitas remaja adalah reflektivitas yaitu kecenderungan untuk berpikir tentang apa yang sedang berkecamuk dalam benak mereka sendiri dan mengkaji diri sendiri. Mereka juga mulai menyadari bahwa ada perbedaan antara apa yang mereka pikirkan dan mereka rasakan serta bagaimana mereka berperilaku. Mereka mulai mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan. Remaja mudah dibuat tidak puas oleh diri mereka sendiri. Mereka mengkritik sifat pribadi mereka, membandingkan diri mereka dengan orang lain, dan mencoba untuk mengubah perilaku mereka. Pada remaja usia 18 tahun sarnpai 22 tahun, urnumnya telah rnengembangkan suatu status pencapaian identitas.
RINGKASANPada anak perempuan sekitar kelas 6 SD, sudah mencapai puncak lonjakan tinggi badan pada umur (10,5 13,5) tahun dan sudah mulai menstruasi umur (10,5 15,5) tahun. Sementara itu pada anak laki laki puncak lonjakan tinggi badan tercapai (12,515,5) tahun serta mereka juga sudah dewasa pada alat reproduksinya pada umur (12 16) tahun yaitu dengan ditandainya penyemburan pertama air mani.
Perkembangan sosio emosional, pada anak permulaan masuk SD mulai mengembangkan keterampilan berpikir, bertindak, dan pengaruh sosial yang lebih kompleks. Seiring bertambahnya kelas dan dengan berlangsungnya pendidikan dan pengajaran di sekolah, anak semakin rnengembangkan konsentrasi dalam mengerjakan sesuatu termasuk mengerjakan tugas sekolah, mengevaluasi diri sendiri dibandingkan dengan orang lain. Pada akhir SMP anak sudah mencapai perkembangan sosio emosional yang lebih stabil dan sudah mengembangkan status pencapaian identitas.(faiq zaqy/4/6/09)

READ MORE - KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK!

Prinsip Mengaktifkan Belajar!


Mari Belajar

Salah satu tugas seorang guru adalah membimbing, mengarahkan siswa untuk aktif belajar. Dengan demikian seorang guru perlu mengetahui bagaimana cara mengaktifkan siswa untuk belajar yaitu dengan cara menciptakan kondisi yang merangsang, menantang daya pikir dan cipta si belajar sehingga ia aktif dalam merespon pelajaran. Menurut para ahli psikologi belajar ada beberapa prinsip yang dapat diterapkan untuk mengaktifkan siswa belajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
1.MotivasiMotiv adalah daya yang dimiliki seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuaktu. Seorang guru perlu mengetahui apa yang menjadi pendorong siswanya dalam belajar atau melakukan sesuatu, hal ini sesuai dengan peran seorang guru yaitu sebagai motivator, agar senantiasa membangkitkan dan meningkatkan motiv positif untuk belajar. Ada dua motivasi yaitu motiv yang muncul dari dalam diri anak disebut motivasi intrinsik dan motiv dari luar diri si belajar (motivasi ekstrinsik). Motiv dari dalam dapat dilakukan dengan menggairahkan perasaan ingin tahu anak, mencoba-coba, keinginan untuk berhasil. Motivasi dari luar dapat dilakukan dengan memberikan ganjaran melalui pemberian pujian, atau hukuman dll. Motivasi intrinsik senantiasa untuk ditumbuhkan dalam diri siswa.
2.Latar dan konteksAgar pemahaman si belajar meningkat dan terarah, maka materi pelajaran yang diberikan harus saling berkait sesauai dengan konteknya. Untuk itu pada setiap pembelajaran guru perlu mengetahui terlebih dahulu tingkat pengetahuan, ketrampilan,dan pengalaman yang telah dimiliki siswa. Agar materi yang dipelajari siswa bermakna dan mempunyai kesan dalam kehidupannya maka pada setiap pembelajaran materi yang akan diajarakan harus dikaitkan dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya. Dengan cara ini anak akan mudah menguasai pelajaran yang baru.
3.Keterarahan atau FokusAgar proses pembelajaran berjalan terarah, terfokus dan lancar, pada setiap akan mengajar perlu dibuat perencanaan yang matang. Perencanaan didasarkan pada tujuan yang akan dicapai atau masalah apa yang akan dipecahkan dan bagimana cara memecahkannya. Misalnya akan mengajarkan tentang “manfaat udara dalam kehidupan manusia” maka fokus pengajaran adalah tentang Udara, meliputi : pengertian udara, dimana terdapat udara, manfaat udara bagi kehidupan manusia, hewan dll. Upayakan pembahasan tidak dimonopoli oleh guru, lakukan secara interaktif antara guru dan siswa. Mintalah pendapat siswa untuk menjawab hal tersebut menurut pengetahuan dan penghalamannya.
4.Hubungan sosial atau sosialisasiKerjasama guru dan siswa atau antara siswa dan keaktifan siswa dalam PBM sudah harus disiapkan pada saat membuat rencana pembelajaran. Siswa perlu dilatih untuk belajar bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugas.
5.Belajar sambil BekerjaPada dasarnya anak-anak menyukai belajar sambil bekerja atau melakukan suatu kegiatan, karenyanya dalam pbm dirancang dengan memberi kesempatan kepada anak untuk bekerja atau beraktifitas yang merangsang kemampuan otot dan berfikirnya. Semakin dewasa kadar bekerja anak akan berkurang dan kadar berfikirnya akan meningkatkan. Hal ini bukan berarti anak tidak memiliki kemampuan bekerja tetapi kemampuannya untuk berfikir kearah yang lebih tinggi akan meningkat. Sesuai dengan tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran.
6.Perbedaan peroranganSetiap siswa memiliki bakat, latarbelakang kehidupan, kemampuan , tingkat pengetahuan, sikap dan kebiasaan yang berbeda. Dengan kata lain setiap individu memiliki keunikan diri. Dalam belajar guru perlu memperhitungkn keunikan atau perbedaan siswa agar pembelajaran berjalan lancar. Pemahaman tentang kondisi siswa mendorong guru untuk memperlakukan siswa secara berbeda dan bersikap lebih bijaksana dalam mengatasi berbagai permasalahan yang ada dalam kelas.
7.Prinsip MenemukanDalampembelajara tidak semua materi yang akan diajarkan disampaikan kepada siswa. Pada dasarnya setiap anak telah memiliki pengetahuan awal dan potensi untuk menemukan sendiri pengetahuan tersebut. Berikan siswa konsep-konsep inti dan mintalah siswa untuk menemukan dan membuktikannya sendiri konsep-konsep lain yang terkait dengan cara memberi pertanyaan yang merangsang daya pikir, menumbuhkan rasa ingin tahu dan menemukannya sendiri. Proses belajar aktif dapat mengurangi rasa bosan anak dalam belajar.
8.Memecahkan MasalahUntuk dapat memecahkan masalahnya sendiri yang dihadapi dalam kehidupan siswa, maka kbm harus diarahkan pada pemecaham masalah.hal ini diperlukan untuk menumbuhkan kepekaan siswa pada masalah-masalah yang ada disekiratnya. Terlebih dahulu siswa dihadapkan pada masalah kemudian dilatih untuk memecahkan masalahnya dengan baik. Yang penting adalah siswa memahami apa yang dihadapinya dan diajarkan untuk bertanggungjawab untuk memecahkannya sendiri seuai kemampuan. Bila cara belajar untuk memecahkan masalah dilatihkan pada anak maka proses cara belajar siswa aktif akan berhasil.
Sumber :
Semiawan Conny, dkk. 1986, Pendekatan Ketrampilan Proses, bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta.PT Gramedia.

READ MORE - Prinsip Mengaktifkan Belajar!

Bagaimana Sebenarnya Kualitas Pendidikan


Kualitas Yang Sebenarnya
Kualitas pendidikan tidak hanya ditentukan oleh sistem pendidikan tapi juga pendidiknya. Untuk itu perlu disikapi tentang bagaimana sebenarnya pendidik cemerlang tersebut. Pertama, menyadari keagungan tarbiyah (mendidik). Pendidik harus menyadari keagungan, ketinggian dan kemuliaan jalan tarbiyah (mendidik). ?Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shaleh dan berkata, ?sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerahkan diri?. (Fushilat:33).
Yang memahami pentingnya tarbiyah/pendidikan dalam menghubungkan cahaya kebenaran kedalam hati sehingga seseorang mendapat hidayah kearah jalan yang lurus, jalan iman dan islam. Serta menyadari bahwa jalan tarbiyah menyediakan balasan yang tinggi, pahala yang besar disisi Allah.Kedua, beroerientasi yang benar. Seorang pendidik harus mengerti bahwa faktor terpenting yang menolongnya dalam menjalankan tugas mentarbiyah/mendidik adalah ikhlas semata-mata mengharap ridha-Nya. Ia harus mengosongkan hatinya dari segala sesuatu yang bisa mengotori keikhlasan, seperti ghurur (bangga diri), riya ingin diketahui orang (popularitas dan sebagainya.
Khususnya bagi seorang pendidik yang memiliki Quwwatut Ta?tsiir (memikat, kharismatik) sangat memungkinkan mendapat fitnah.?Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengnan memurnikan keta?atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.., (Qs.Al Bayyinah: 5). Pendidik juga harus menghidupkan hatinya dengan apa yang diucapkan oleh lisannya, hatinya harus berinteraksi dengan nilai rabani (qolbun salim). Inilah yang menjadikan perkataan lebih berbobot dan berpengaruh dalam jiwa para mustami?, karena apa yang membias dari hati akan tersambung kehati pula dan apa yang keluar dari mulut tidak lebih akan sampai ke telinga saja.Ketiga, menguasai metode dan mengenali ruang lingkup pendidikan.
Pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan secara sengaja menggunakan instrukmen, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai, cara efektif penyajian dan ?keterlibatan aktif?. (Quantum Teaching, Bobbi DePotter dkk, 1999).Keempat, senantiasa menambah ilmu. Senantiasa menambah ilmu dan mendalaminya, terutama biang ilmu yang hendak diajarkannya, ilmu apa saja. Sangat berbahaya jika seorang pendidik mengajarkan ilmu tanpa menguasainya.
Sering terjadi kesalahan pada pendidik akan menghilangkan kepercayaan siswa kepada pendidiknya, jika sudah demikian akan terjadi ketidak serasian proses belajar, sehingga ilmu yang ditranformasikan tidak banyak memberikan pengaruh kepada siswa. (Muhith Muhammad Ishaq,2002).?Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani, karena kamu selalu mengajrkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.? ( QS.Ali Imran : 79 ).
Pendidik cemerlang harus memiliki argumen yang kuat untuk mendukung makna yang diutarakan dan harus memperhatikan kesesuaian argumen dengan makna tersebut. Ia memiliki keluasan dalam memilih argumen, sebab ayat-ayat Al Quran, hadist-hadist Rasul, sirah nabawiyah dan dalil ilimiah adalah argumen kuat yang dapat digunakan untuk memperkuat pembicaraan. Karenanya pendidik harus selalu bersemangat membekali diri dengan ilmu, menghafalkan ayat-ayat Al Quran dan hadits Rasul semampunya, selalu mentelaah sirah Nabawiyah dan perkembangan sain dan ilmu modern.
Disitu akan mendapatkan bekal bagus yang dapat membantu tugasnya. Ia harus mengaitkan antara apa yang disampaikan dan aktivitasnya dalam pembicaraannya. Tidak boleh ada pemisahan antara tarbiyah/mendidik dan perjuangan yang diwajibkan , sehingga setiap pendidik muslim dapat merasakan (menyadari) kewajiban yang dituntut islam, yaitu ikut serta ambil bagian dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang diinginkan.Kelima, keteladanan. ?Siswa sering mencari-cari alasan untuk tidak tertarik: lubang-lubang dalam cerita kita, kontradiksi, ketidaksesuaian antara kata-kata dan tindakan kita.
Tetapi semakin banyak kita memberi teladan, semakin mereka tertarik dan mulai mencontoh kita. Mengapa mereka tertarik? Karena mereka merasakan kesebangunan, kecocokan antara keyakinan dan perkataan kita dengan perbuatan kita. Jadi memberi teladan adalah salah satu cara ampuh untuk membangun hubungan memahami orang lain. Ini juga berarti anda tak usah terlalu bersusah payah, tetapi dampak untuk murid tetap lebih kuat. Plus keteladanan akan menambahkan kekuatan ke dalam pengajaran anda.? (Quantum Teaching, Bobbi DePotter dkk, 1999)Keenam, bukan eksekutor.
Penelitian menunjukan bahwa ketidakberhasilan anak didik dalam berimfrovisasi dan berprestasi lebih didominasi oleh karena perlakuan lingkungnan yang melingkupi kehidupannya Ia harus menghindari klaim dan mengeksekusi anak didik dengan mendeskriditkan atau membebani mereka dengan sesuatu yang sulit untuk diwujudkan mereka, bila tidak ada keterpaksaan yang menyebabkan hal itu, itupun harus disertai dengan pendekatan yang mempertimbangkan segala aspeknya, itu pun masih dalam kerangka mendidik.Ketujuh, menghargai waktu. Pendidik teladan harus bertanggung jawab atas waktu mendidiknya. karenanya ia harus membiasakan diri hadir tepat waktu dan berusaha sekuat tenaga memberikan bekal yang baik, sesuai dengan waktu yang tersedia. Ia tidak boleh bakhil dalam mengutarakan materi tatkala yang hadir Cuma sedikit, karena boleh jadi manfaat penjelasannya bagus dan para pendengar terkesan dengannya, maka hendaknya ia mengembalikan keutamaan kepada Allah, bukan kepada kehebatan diri sendiri.Kedelapan, tidak mengabaikan pesan moral. ?Sungguh aku diutus Allah dalam rangka menyempurnakan alhklaq? (Al Hadits). Pendidik harus memberikan perhatian serius terhadap masalah keimanan dan kualitas pelaksanaan ibadah, dari segi kebenaran hukum-hukumnya dan penghayatan rahasia-rahasianya atau suasana hati dalam melaksanakannya, sehingga dapat membuahkan ketaqwaan dan ketinggian rohani. Ia harus memberikan perhatian khusus pada aspek akhlaq. Karena upaya meninggalkan akhlak tercela dan menghiasi diri dengan akhlak mulia itu butuh waktu, tenaga, kesabaran, pemeliharaan, pemantauan dari dekat dan pengawasan.
Dengan demikian kredibelitas seorang pendidik yang hanya membanggakan diri dengan sekedar memfokuskan terhadap proses trasformasi semata adalah tidak pada tempatnya lagi-bahkan telah menyalahi standarisasi keilmiahan ilmu pendidikan itu sendiri. Sungguh tidak sehat sekiranya kita (para pendidik) mengajarkan kepada semua orang bahwa alam raya merupakan sumber belajar yang dapat memberikan segudang informasi, sementara siapa dibalik penciptaan alam raya itu kemudian dinafikan (disembunyikan) dengan dalih agar tetap mempertahankan standarisasi keilmiahan sebuah cabang ilmu. Oleh karenanya kepiawaian kita berbicara selamanya akan tetap berbeda dengan realitas dan nilai kebenaran yang hakiki. Inilah yang kemudian menghancurkan peradaban dan mengharubirukan sejarah kelam manusia sepanjang sejarahnya. Wallahu?alam.
READ MORE - Bagaimana Sebenarnya Kualitas Pendidikan